Get this widget!

2013/02/01

“ CINTA DI PERHITUNGAN MATEMATIKA “


Pagi yang cerah, kupandangi langit biru yang indah. Seindah hatiku saat ini ..tapi nggak bahagia-bahagia banget sih, ulangan matematika hari ini sedikit membuatku gugup dan nggak tenang. “Yahh, tapi kamu harus tetap semangat Sandra… secara, kamu kan cewek paling smart dan perfact disekolah”. ujarku dalam hati
Sebelum matahari bersinar terang, aku bergegas untuk mandi dan secepatnya go ke sekolah. Setelah semuanya selesai aku pun menuju ke lantai satu dan sarapan dengan keluargaku. “pa, ma aku berangkat dulu yah” ucapku pada orangtuaku
“hati-hati sayang”. Jawab mamaku tercinta.
Seperti  biasa, pak ujang sopir papaku yang mengantarku ke sekolah. Pak ujang itu orangnya jujur, sopan, dan ramah.



 Sampai di sekolah, aku langsung masuk kelas dan standby untuk ulangan matematika hari ini, salah satu mata pelajaran yang paling aku sukai tapi juga paling bisa membuatku frustasi. Bu kartini pun telah tiba di kelasku dan membagikan lembar soal yang harus dikerjakan. Aku pun mulai memandangi satu per satu dari soal-soal tersebut. Dan aku pikir semuanya terlalu mudah untuk seorang Sandra si cewek paling smart dan perfact di sekolah.
Hanya dalam waktu setengah jam aku dapat menyelesaikan semuanya. “kamu sudah selesai Sandra? Soal ini mungkin terlalu easy ya buat siswa terpandai seperti kamu?” ujar bu kartini
“yaa nggak juga si bu, mungkin karena saya semangat aja ngerjainnya mangkanya cepet selesai” jawabku sambil tersenyum lebar
Aku keluar duluan dan sambil menunggu temanku keluar dari kelas aku duduk-duduk di taman sekolah. Saat perjalanan menuju taman sekolah, nggak sengaja kulihat pengumuman lomba “matematika smart” di salah satu universitas negeri di Jakarta. Aku pun langsung berniat untuk mendaftarkan diri dan mengikuti lomba tersebut.
“sandraaa” jerit si dea .“aduh kenapa sih de? Udah kelar ulangan matematika kmu?” tanyaku pada dea“udah dong beb, aku kan pandai kayak kamu… haha” jawab si dea sambil tertawa “haaha, bisa aja kamu. Eh de, aku mau ikutan lomba ini nih, kamu mau ikut sekalian nggak?” tanyaku sambil menunjukkan lembar pengumumannya. “yaudah san, kamu kan pinter nih pasti menang lah. Aku enggak deh, aku nggak mau saingan kamu tambah berat karena kehadiranku pada lomba itu, haaha” canda si dea.“kamu itu gombal terus deh de, iya nih aku tertarik banget sama lomba ini. Hadiahnya lumayan besar juga.” Ujarku pada dea
Bel masuk pun berbunyi dan kita berdua langsung menuju kelas. Disepanjang pelajaran aku sangat merasa ceria dan enjoy. Entah mengapa tapi hari ini moodku sangat baik. Beberapa jam berlalu, bel pulang pun berbunyi
Pak ujang ternyata telah menungguku didepan gerbang. Sampai rumah aku langsung istirahat karena badanku capek sekali
2 jam aku nyenyak dengan tidurku, “sandraa, udah sore. Bangun nak, mandi dulu” geram mamaku sambil mengoyak-ngoyak tubuhku
“aduh, iya mama” jawabku dengan nada penuh ketidakikhlasan.
Aku mandi, dan bersiap untuk les piano. Di tempat les pianoku itu ada seorang cowok tampan, heroic, dan berkarisma yang juga les disitu. Dia benar-benar lelaki idaman, udah jago main piano, tinggi, putih bersih, murah senyum lagi. Wahh makin semangat aja aku latihannya.Kalau dea tau, pasti girang banget nih bisa kenalan sama cowok seganteng dia.
1 jm berlalu tapi pak ujang belum menjemputku, si cowok ganteng tadi menghampiriku.. “hay, nunggu jemputan yah?” Tanya cowok ganteng itu padaku.
Aku diam seribu bahasa, dan dia mengulang kata-katanya kembali karena aku tak kunjung menjawabnya. “ii..iiya. ko kok tau?” jawabku dengan gagap
“yah aku kan sering liat kamu disini. Oh ya aku satria. Nama kamu siapa?” ucapnya sambil menjulurkan tangannya kearahku
“oo satria. Aku Sandra” jawabku sambil tersenyum
Tau nggak sih sobat, dia nemenin aku nunggu jemputan sampai sekitar 3 jam’an
Perasaan malu, deg-degan, seneng, girang, semuanya campur aduk. Ditengah waktu menunggu pak ujang, dia banyak bertanya tentangku..
“kenapa nggak berangkat atau pulang sendiri sih? Kamu kan udah gede masa minta antar jemput?” Tanya satria padaku
“papaku nggak tega, bagaimapun juga aku kan harus nurut sama orangtuaku” jawabku dengan tersipu malu
“wahh jarang loh ada cewek kaya kamu dijaman sekarang” balas satria sambil tersenyum
“oh yaa, aku dengar kamu jago matematika ya? Bahkan kamu tergolong cewek paling smart dan perfact disekolah kamu? Bener nggak sih?” Tanya satria kembali.
“sebenernya sih aku merasa biasa aja, tapi temen-temenku banyak yang bilang kaya gitu. Kok kamu tau sih?” jawabku dengan heran.
“apa sih yang nggak aku tau. Haha, emang kamu sekolah dimana?” Tanya satria
“SMA Cindrawasih. Kalau kamu?” geramku pada satria.
“aku SMA 99. Tuh kayaknya jemputan kamu udah datang” balas satria sambil menunjuk kearah pak ujang
“oh iya, sampai ketemu ya. Bye” ujarku sambil melambaikan tangan
Ooh tuhan mimpi apa aku semalam bisa bicara akrab sama satria si cowok idaman itu. Aduh tapi aku bodoh banget, aku lupa nggak minta nomor telponnya dia. Aduh Sandra Sandra. Huuh, tapi nggak apa-apa deh, lain waktu kan bisa.
Sampai dirumah aku langsung belajar untuk persiapan lomba “matematika smart” minggu depan. Aku harus belajar maksimal kali ini, aku ingin menjadi yang terbaik dan aku harus jadi yang terbaik. Matematika itu separuh dari hidupku. Aku suka banget pelajaran ini, dan aku harus menjadi yang pertama. Semangat ~
Udah tengah malam, dan aku harus istirahat. Tau nggak sih sobat, dalam mimpiku aku bermimpi kalau satria adalah rivalku dalam lomba matematika itu, tapi dalam mimpiku dia terlihat kejam, sadis, pokoknya nggak seperti lelaki idamanku. Apa arti dari mimpi itu yaa? Yah mungkin itu hanya bunga tidurku yang tak berarti.
Jam bekerku berbunyi dan aku harus bersiap untuk ke sekolah. Sarapan dibawah juga telah menanti. “pagi mama, pagi papa” ucapku pada mama dan papaku
“pagi juga sayang, ayo sarapan” jawab mereka
“oh ya pa, ma, kemarin aku daftar lomba ‘matematika smart’ di universitas negeri di Jakarta yang diselenggarain minggu depan. Nggak apa-apa kan ma? Pa?” tanyaku pada mereka
“iya sayang, papa sama mama pasti akan selalu mendukung kok. Lakukan yang terbaik ya sayang” jawab mereka sambil tersenyum bangga
“so pasti ma, pa. ya udah aku berangkat, assalamualaikum” pamitku pada mama papaku. “hati-hati ya” jawab mereka
Aku merasa hari ini nggak jauh lebih baik dari hari kemarin, entah mengapa aku terus kepikiran dengan mimpiku semalam. Yah mau nggak mau aku harus bisa menghapus pikiran yang aneh-aneh dari otakku
Di sekolah aku terus melamun, dan dea selalu menggodaku. Itu membuatku sedikit move dari unmoodku. Yaa memang begitu sahabatku ini, selalu lucu, ceria, menyenangkan dan selalu ada buatku. Haha, dea dea…
“oh ya de, tau nggak sih kemarin sore cowok ganteng di tempat les pianoku nyamperin akuu” geramku pada dde, sambil girang.“OMG, kamu serius san? Seganteng apa sih sampai kamu kegirangan kaya gini?” Tanya dea.
“ganteng banget de, dia itu tinggi, putih, jago maen piano, pokoknya keren badai” jawabku sambil mencubit pip idea.
“haha, ya udahlah. Siapa tau dia pangeran kamu tuh?” ujar dea sambil tertawa.
“pangeran kodok? Haha” balasku sambil tertawa juga.
Bel pulang berbunyi, dan tumben sekali pak ujang belum ada didepan sekolahku. Seketika aku terkejut karena ada seorang laki-laki mengendarai motor yang berhenti tepat didepanku, dan tidak lain adalah satria. Aku melongo melihatnya
“hay Sandra? Kenapa kamu kaget seperti melihat setan aja” geram satria padaku.
“hah? Aneh aja melihat kamu ada disini. Ada apa ya?” tanyaku padanya, dengan wajah yang masih penuh keheranan.
“aku mau ngajak kamu beli buku, mau nggak? Ntar aku anterin pulang deh” jawab satria sambil menarik tanganku.
“boleh, tapi aku izin papa dulu yah” ucapku padanya
Setelah aku izin dan papa membolehkan aku dan satria secepatnya capcus ke toko buku. Dan kamu tau nggak sobat? Buku yang dibeli adalah sebuah buku matematika yang dari dulu aku damba-dambakan, sayangnya aku nggak pernah meminta papa untuk membelikannya karena aku rasa buku itu super duper mahal. “what? Kamu beli buku itu? Kamu suka matematika juga? Buku itu kan mahal bangett sat?” tanyaku dengan keponya
“kaget banget? Iya emang mahal. Ini buat adekku kok” jawabnya dengan heran melihat reaksiku
“ooh, kirain kamu juga suka matematika” ujarku padanya sambil mencoba menstabilkan raut wajahku.
Setelah selesai membeli buku, satria langsung mengantarku pulang, dan sepanjang perjalanan aku tersenyum sendiri dengan hatiku yang meledak-ledak layaknya bom. Sampai rumah, aku menawari satria untuk mampir dulu, tapi katanya lain waktu saja.

Satu minggu telah berlalu, besok adalah detik-detik dimana aku harus bertanding dengan rival-rivalku. Yayaya bagaimanapun juga aku harus tetap rileks dan tenang. Aku yakin kok aku pasti bisa jadi yang terbaik.
Hari esok telah tiba, aku harus siap-siap untuk berangkat ke “matematika smart”
huh, tetap semangat Sandra !!
Sepanjang perjalanan hatiku tak berhenti berdetak kencang, smpai disana aku langsung membeli sebotol air mineral.
“hay Sandra….” Suara seorang lelaki tepat dibelakangku.
Aku pun menoleh dan dia adalah satria. Oh my god ...
“sat? kamu ngapain disini?” dengan penuh keheranan aku bertanya.
“aku juga termasuk peserta ‘matematika smart’ lhoo. Haha” jawab satria.
“what? Kamu serius? Kok kamu nggak pernah cerita sih kalau kamu suka atau bahkan pandai matematika juga?” tanyaku antusias.
“aku sengaja, biar kamu kaget saat kija jumpa pada perlombaan ini? Aku ingin tau seberapa hebatnya sih seorang Sandra” jawab si satria.
Ya tuhan, ternyata selama ini dia mendekati aku itu karena dia ingin tau tentang aku sebagai rivalnya. Sungguh bodoh aku, kenapa aku bisa berfikir kalau satria bakalan suka sama aku sih? Padahal jelas-jelas dia itu seorang lelaki yang super perfact. Seharusnya aku sudah berfikir sejak awal, dia sudah tau aku lama tapi mengapa baru akhir-akhir ini dia mendekati aku? Bodoh bodoh ..
Oke Sandra, tenang. Mulai sekarang dia menjadi rival kamu! tetap stabil dengan semangatmu tadi pagi Sandra! Aku mencoba untuk nggak panik dan menenangkan diri agar konsentrasiku nggak pecah Cuma karena satria.
Perlombaan dimulai, soal dibagikan dan bel mulai mengerjakan berbunyi. Waktu yang diberikan adalah 90 menit. Terdapat 1223 peserta pada lomba ini, aku betul-betul nggak nyangka sebanyak itu orang yang mengikuti lomba ini. Huuh sabar sabar …
90 menit telah berlalu, dan aku telah selesai. Aku sih merasa bisa mengerjakannya dengan baik, masalah benar salahnya aku nggak tau sih. Yah mudah-mudahan keberuntungan ada dipihakku deh
Aku menuju kekantin untuk membeli makanan dan minuman untuk menghilangkan keteganganku. Dan di kantin aku bertemu satria, oh tuhan bikin moodku rusak aja deh. Kenapa sih aku harus suka dan sayang sama dia!
“san” sambil tersenyum dia menyapaku.
Aku hanya meliriknya saja dan tidak berkata sedikitpun. aku melihat dia menuju kearahku, aku langsung lari darinya tapi dia terus mengejarku dan kemudian dia memegang tanganku dan menarikku ke pelukannya. Aduhh apa-apaan sih ini, semakin membuatku sayang sama dia tapi seketika aku langsung mendorongnya untuk menjauh dariku. Aku nggak sudi membiarku perasaan ini terus ada dihatiku. Aku nggak mau menyukai atau bahkan sayang dengan rivalku. Aku langsung berjalan menjauh darinya.
“jangan pernah berfikir aku berniat jahat atau picik sama kamu Sandra” teriak satria padaku. Tapi aku nggak akan mempercayainya lagi, aku harus tetap fokus dengan perlombaan ini. Aku nggak boleh ketipu dengannya lagi.
Pengumuman nilai pun sudah bisa dilihat sendiri di papan. Dan kamu tau nggak sobat apa hasilnya? Aku berada diurutan ketiga dari 1223 peserta sobat. Oh my god, ini benar-benar membuat hatiku meledak. Dan satria berada diurutan ke 6. Cukup pandai juga ternyata ..
10 besar akan menghadapi final dan hanya ada 3 pemenang nantinya. Aku harus berusaha keras untuk menghadapi final kali ini, aku harus bisa jadi pemenang. HARUS !
Waktu final adalah 60 menit dan soalnya ada 150 soal. Oh tuhan, tabahkan aku. Aku pasti bisa kok, konsentrasi Sandra. Jangan sekali-kali kamu ngliatin satria, biarin aja dia liatin kamu. Jangan GR, pasti dia Cuma pengen mata-matain rivalnya aja tuh. Bel selesai berbunyi dan lembar jawaban harus dikumpulkan
ada soal yang nggak aku bisa, dan beberapa soal ada yang nggak terjawab. Perasaanku semankin nggak karuan, aku nggak mau kalah dengan satria. Aku menunggu pengumuman dengan duduk dibawah pohon. Kemudian satria mendekatiku. “kegagalan itu bukan suatu kekalahan, kegagalan itu adalah kemenangan yang tertunda. So, kamu nggak perlu takut kalah, apalagi kalah denganku” ucap satria padaku.
Aku heran, kenapa satria bisa tau kalau aku sedang memikirkan itu. Mendengar kata-kata satria hatiku terasa tenang dan luluh. Kenapa dia selalu bisa membuatku tenang, merasa nyaman dan bahagia sih?
“tau apa sih kamu? Kamu itu orang yang paling jahat tau nggak! Kamu mendekati aku untuk memata-matai aku kan, kamu tau kalau aku akan menjadi rival kamu dalam lomba matematika ini?” sindirku padanya.
“aku nggak ada niat kaya gitu san, aku Cuma…”.“Cuma apa? Bullshit kamu” aku memotong kata-katanya dan kemudian aku pergi meninggalkan dia duduk sendiri.
Pengumuman pun tiba sobat, hatiku berdetak kencang, bahkan suara bom aja kalah dengan suara jantungku ini.
Panitia pun berbicara “oke guys saya akan membacakan pemenangnya. Juara ke-3 adalah Shevira Silviany dari SMA Kartini, juara ke-2 jatuh pada Satria Fandana dari SMA 99, dan juara pertama jatuh pada Sandra Septiany dari SMA Cindrawasih. Silahkan maju ketiganya untuk menerima hadiah. Dan ketiga pemenang  jugamendapat beasiswa study ke Australia. Congratulation untuk kalian semua.”
Oohhh tuhan, dunia serasa milikku. Aku seprti melayang di langit dan nyawaku pun ikut melayang-layang diudara. Aku mendapat uang pembinaan Rp. 10.000,000,00 dan beasiswa ke Australia. Sumpah sobat, nggak ada yang bisa aku katakan selain  ‘WOW’ it so amazing, good job sandraaaa …
Setelah ketiga juara menerima hadiah, tiba-tiba satria mendekat kepadaku. Aku bingung harus bagaimana, satu-satunya cara ya aku harus tetap diam disitu.
“san, ditempat ini, diatas panggung ini, didepan mereka semua aku mau bilang kalau aku nggak pernah berniat jelek sama kamu, dari awal aku memang suka sama kamu tapi aku nggak punya nyali untuk mendekati kamu. Aku punya prinsip sebelum aku jago matematika aku nggak akan mendekati kamu, karena aku tau kamu adalah cewek tersmart di sekolah. Aku ikut semua ini karena aku sayang sama kamu Sandra. Sekarang mereka dan kompetisi ‘matematika smart’ ini menjadi saksi kalau aku benar-benar sayang sama kamu. Apakah kamu mau jadi pendamping hidupku, untuk sekarang dan insyaAllah selamanya?” ucap Satria padaku, sambil memegang kedua tanganku.
Dengan spontan aku menjawab iyaa dan kita berdua pun jadian. Oh my god , aku nggak nyangka matematika membawaku ke surga. Selain aku dapat uang, dan beasiswa ke luar negeri, aku juga dapat pacar lhoo sobat. So breathtaking!

 tamat 


0 komentar

Posting Komentar